Kajian Rutin Bersama Prof. Dr. H. Nashruddin Baidan


Kajian Tafsir Al-Qur'an Bersama Prof. Dr. H. Nashruddin Baidan

Kesucian Batin Prasyarat Pengampunan Dosa


Dalam Quran surat As-Syams ayat 7-10 yang artinya 

"Demi jiwa dan penyempurnaan (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya".

Dalam surat tersebut Allah menegaskan bahwa kita sebagai manusia diciptakan dengan memiliki jiwa yang sempurna, yaitu jiwa yang dapat memilih untuk melakukan suatu yang baik atau suatu hal yang buruk. Kemudian ayat ke 9 menyebutkan bahwa keberuntungan akan datang bagi orang yang mensucikan jiwanya, atau bisa dikatakan bahwa orang tersebut berbuat kebaikan dan berakhlak mulia. Pada ayat yang ke 10 Allah memberikan penjelasan bahwa sungguhlah merugi orang-orang yang telah mengotori jiwanya dengan berbuat keburukan.

Ada pertanyaan menggelitik yang pernah dilontarkan oleh seorang seperti ini,
“Mengapa Allah menciptakan kebaikan dan keburukan? Bukankah semua ciptaan Allah itu adalah baik?”
Perlu kita dalami dan baca kembali di dalam Al-Qur’an surat As-Syams tersebut di atas. Bahwa kita sebagai manusia yang telah diciptakan Allah memiliki akal yang sehat maka bukankah kita bisa memilih mana yang baik dan juga mana yang buruk, mana yang benar dan juga mana yang salah. Jadi segala sesuatu yang terjadi adalah atas apa yang kita lakukan, begitulah Allah berkehendak.
Kita sebagai manusia sering kali terlena dengan kehidupan dunia, bukankah kita diciptakan untuk mencari bekal akhirat yang merupakan kehidupan sesungguhnya? Oleh karena itu kita diperintahkan untuk  menyembah Allah, melakukan apa yang diperintahkan dan juga menjauhi apa yang dilarang. 

Dan dibeberapa surat yang lain Allah kembali menjelaskan mengenai kesucian jiwa seperti pada surat Al-Muddatsir ayat ke 5 bahwa 
"Segala sesuatu yang mengotori jiwamu maka tinggalkanlah" (QS: Al-Muddatsir: 5)

dan dalam surat Al-A'la Allah menegaskan kembali 
"Sungguh beruntunglah orang yang membersihkan jiwanya". (QS: Al-A’la: 14)

Dari kedua ayat tersebut Allah memerintahkan bagi kita untuk meninggalkan segala sesuatu yang dapat mengotori hati kita, dan memberikan isyarat yaitu keberuntunglah bagi orang yang membersihkan jiwanya yaitu dengan bertaqwa kepada Allah.
Dalam qur'an surat Ali Imron ayat 133 dijelaskan oleh Allah bahwa
"Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa", dari ayat tersebut sudah jelas bahwa ketika kita kembali pada Allah dengan memohon ampunan dan juga bertaqwa maka surga adalah jaminannya.
 Taqwa itu seperti apa? Allah menjelaskan mengenai taqwa dalam ayat 134-136 surat Ali Imron yang artinya
"(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan"
"Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui"
"Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal."
Dari ayat-ayat tersebut diatas, menjelaskan bahwa memohon ampun atas segala dosa dan juga bertaqwa kepada Allah dapat membersihkan jiwa kita.

Karena sesungguhnya Allah menciptakan manusia di dunia ini memiliki jiwa yang suci dan untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang telah Allah jelaskan pula dalam Al-Qur'an. Setiap manusia yang lahir adalah dalam keadaan fitrah (suci), maka orang tuanyalah yang menjadi dia Yahudi, Majusi atau Nasrani. Itulah mengapa islam tidak disebutkan, yang disebut hanyalah Yahudi, Majusi atau Nasrani. Karena islam sudah menjadi fitrah di setiap manusia yang lahir dan dalam keadaan suci. 

Berikut adalah tips dan cara membersihkan hati:
1. Berdzikir dan mengingat Allah, ketika di dalam hati kita sudah terpaut dengan Allah dan merasa diawasi oleh Allah maka kita akan bisa berbuat keburukan karena terus mengingat Allah.
2. Sholat, sholat merupakan interaksi Tuhan dengan hambaNya, maka sholat yang khusyu' dapat membantu kita berinteraksi kepada Allah dengan baik.
3. Membaca Al-Qur'an dan mengamalkannya, karena dengan Al-Qur'an kita menjadi lebih dekat dengan Allah dan juga dapat selalu mengingat Allah

Ketika hati kita sudah bersih dan selalu mengingat Allah maka kita akan terhindar dari berbuat keburukan sehingga akan terhindar dari dosa pula.

Dalam Al-Qur'an surat Az-Zumar ayat 53-56, Allah memberikan penjelasan mengenai kasih sayang Allah terhadap hambNya yaitu dengan memberikan ampunan bagi mereka yang mau bertaubat. 
Tetapi ada dosa yang tidak dapat diampuni oleh Allah yaitu telah dijelaskan dalam Qur'an surat An-Nisa ayat 48 yang artinya 

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar" (QS: An-Nisa: 48)

Ayat tersebut Allah telah menegaskan bahwa dosa syirik tidak akan diampuni dan Allah berkehendak atas segala sesuatu. Salah satu contoh dosa syirik yaitu menggunakan jimat dan menganggap jimat itu adalah kekuatannya, menyembah berhala, meminta pertolongan kepada jin.

Maka sebagai seorang muslim harus selalu memperkokoh dan juga mengupgrade keimanan kita, karena sejatinya iman kita ini sangat mudah naik dan juga turun, salah satu hal yang bisa dilakukan yaitu dengan mendekatkan diri dan bertaqwa kepada Allah. Semoga kita bisa menjadi hamba-hamba yang bertaqwa dan juga selalu dekat dengan Allah. Aamiin.

Ringkasan Pengajian Minggu Pagi bersama Prof. Dr. H. Nashruddin Baidan (Guru Besar IAIN Surakarta)


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Kajian Rutin Bersama Prof. Dr. H. Nashruddin Baidan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel